Lichen Sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Wonosalam dan Krian
DOI:
https://doi.org/10.58954/epj.v4i3.225Keywords:
Keanekaragaman lichen, Kualitas udara, Sumber Gintungan, Sentra Industri TahuAbstract
Pencemaran udara menjadi masalah serius di Indonesia akibat peningkatan aktivitas industri, transportasi, dan urbanisasi. Kualitas udara mempengaruhi keanekaragaman lichen yang dapat digunakan sebagai bioindikator lingkungan. . Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pencemaran udara dengan menggunakan bioindikator lichen. Pengambilan sampel dilakukan secara eksploratif dengan teknik transek sejauh 50 meter di dua lokasi: Sumber Gintungan dan Sentra Industri Tahu Tropodo. Setiap lokasi memiliki 4 stasiun, dengan 5 pohon berdiameter batang >10 cm dan ketinggian 150-200 cm dari tanah diamati per stasiun. Data dianalisis menggunakan Indeks Shannon-Wiener, Indeks Kelimpahan, dan faktor abiotik. Hasil penelitian menunjukkan di Sumber Gintungan didominasi oleh lichen jenis foliose yang menandakan kualitas udara baik, sedangkan di Sentra Industri Tahu didominasi crustose yang menandakan kualitas udara kurang baik. Bioindikator lichen efektif untuk mengukur kualitas udara suatu lokasi. Untuk memperoleh data yang lebih representatif, penelitian harus dilakukan di lebih banyak lokasi dengan berbagai macam musim dan watktu yang lebih lama.
References
Abdian, R. C. (2021). Perkembangan Industri Tahu Di Desa Tropodo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Tahun 1970-2000. AVATARA E-Journal Pendidikan Sejarah, 10(3), 1–23.
Al-Thani, R. F., & Al-Meri, H. A. (2011). Study of Some Lichens of Qatar. Atlas Journal of Biology, 1(3), 41–46. https://doi.org/10.5147/ajb.2011.0046
Armstrong, R., & Bradwell, T. (2010). Growth of crustose lichens: A review. Geografiska Annaler, Series A: Physical Geography, 92(1), 3–17. https://doi.org/10.1111/j.1468-0459.2010.00374.x
Asih, S. M., Jumari, & Murningsih. (2013). Keanekaragaman Jenis Lichenes Epifit pada Hutan Kopi dan Hutan Campuran di Nglimut Gonoharjo Kendal. Jurnal Biologi, 2(2), 27–36.
Dewi, W. C., Raharjo, M., & Wahyuningsih, N. E. (2021). Literatur Review : Hubungan Antara Kualitas Udara Ruang Dengan Gangguan Kesehatan Pada Pekerja. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 88. https://doi.org/10.31602/ann.v8i1.4815
Fitrhri, S. (2017). Keanekaragaman Lichenes di Brayeun Kecamatan Leupung Aceh Besar sebagai Referemsi Mata Kuliah Mikologi. Universitas Islam Negeri Ar- Raniry.
Furi, A. R., & Roziaty, E. (2016). Eksplorasi lichen di sepanjang jalan raya solo tawangmangu dan kawasan hutan sekipan karanganyar jawa tengah publikasi ilmiah. 8.
Hadiyati, M., & Rima Setyawati, T. (2013). Kandungan sulfur dan klorofil thallus lichen Parmelia sp. dan Graphis sp. pada pohon peneduh jalan di Kecamatan Pontianak Utara. Protobiont, 2(1), 12–17.
Handoko, A., Tohir, R. K., Sutrisno, Y., Brillianti, D. H., Tryfani, D., Oktorina, P., Yunita, P., & Hayati, A. N. (2012). Keanekaragaman Lumut Kerak (Lichens) sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Asrama Internasional IPB. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Hasanuddin. (2014). Botani Tumbuhan Rendah. Unsyiah Press.
Hutasuhut, M. A., Febriani, H., & Devi, S. (2021). Identifikasi dan Karakteristik Habitat Jenis Lumut Kerak di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Jurnal Biolokus, 4(1), 43. https://doi.org/10.30821/biolokus.v4i1.957
Kamaluddin, Hano, E. M., & Pardosi, L. (2022). Keanekaragaman Lumut Kerak (Lichenes) di Area Kaki Gunung Mutis. Jurnal Pro-Life, 9(5), 515–532. https://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife
Kuldeep, S., & Prodyut, B. (2015). Lichen as a Bio-Indicator Tool for Assessment of Climate and Air Pollution Vulnerability: Review. International Research Journal of Environment Sciences, 4(12), 107–117. www.isca.me
Kurniasih, S., Prasaja, D., & Ayu Lestari, A. (2020). Potensi Liken Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kawasan Sentul Bogor. Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 6(1), 17–24. http://doi.org/10.20886/jped.2020.6.1.17-24
Madjeni, H., Hendrik, A. C., & Bullu, N. I. (2019). Keragaman Lumut Kerak (liken) Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Taman Wisata Alam Camplong Kabupaten Kupang. Jurnal Pendidikan Dan Sains Biologi, 2(2), 65–72.
Majumder, S., Mishra, M., Ram, S., Jana, S., Santra, K., Sudarshan, S., & Chakraborty, M. (2012). Physiological and Chemical Response of the lichen, Flavoparmelia caperata (L.) Hale, to the urban environment of Kolkata, India. Environmental Science and Polution, 20(5), 3077–3085.
Monaghan, M., & Wiersma, Y. F. (2018). Parmelia sulcata as a Bioindicator of Air Pollution in Newfoundland, Canada . Evansia, 35(1), 30–35. https://doi.org/10.1639/0747-9859-35.1.030
Mulyadi, & Hasanuddin. (2014). Botani Tumbuhan Rendah. Syiah Kuala University Press.
Murningsih, M., & Mafazaa, H. (2016). Jenis-Jenis Lichen Di Kampus Undip Semarang. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 18(2), 20. https://doi.org/10.14710/bioma.18.2.20-29
Nailufa, L. E., Laelasari, I., Fitriani, Miranda, Paramadina, & Azizah. (2021). Morfologi Tipe Talus Lichen sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di Kudus. BIOMA: Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya, 3(1), 36–42. https://doi.org/10.31605/bioma.v3i1.850
Nasriyati, T., & Utami, S. (2018). Morfologi Talus Lichen Dirinaria Picta (Sw.) Schaer. Ex Clem pada Tingkat Kepadatan Lalu Lintas yang Berbeda di Kota Semarang. Jurnal Akademika Biologi, 7(4), 20–27.
Neuwirth, G., & Aptroot, A. (2011). Recognition of Four Morphologically Distinct Species in the Graphis scripta Complex in Europe . Herzogia, 24(2), 207–230. https://doi.org/10.13158/heia.24.2.2011.207
Prasetya, A., Khambali, I., & . R. (2019). Analisis Risiko Pajanan Gas Amonia (Nh3) Pada Pekerja Pabrik Tahu Di Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Tahun 2018. Gema Lingkungan Kesehatan, 17(1), 44–49. https://doi.org/10.36568/kesling.v17i1.1052
Pratama, A., & Trianto, M. (2020). Diversity of Lichen in Mangrove Forest of Tomoli Village Parigi Moutong Regency. BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 5(3), 140–150. https://doi.org/10.32938/jbe.v5i3.730
Pryanka, A. (2014). Keanekaragaman Lumut Kerak Tiga Taman Kota Di Jakarta Selatan Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara. Institut Pertanian Bogor.
Rasyidah. (2018). 1601-3932-1-Sm. Jurnal Klorofil, 1(2), 88–92. https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/klorofil/article/viewFile/1601/1288
Roniyah, F. I., & Roziaty, E. (2023). Inventarisasi Lichen Crustose Epifit pada Tanaman Teh di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi, 11(1), 592. https://doi.org/10.33394/bioscientist.v11i1.7889
Roziaty, E. (2016). Lichen : Karakteristik Anatomis Dan Reproduksi Vegetatifnya. Jurnal Pena Sains, 3(1), 44–53. http://www.archive.bio.ed.ac.uk/jdeacon/micr
Roziaty, E., & Aini, L. (2023). Kualitas Hutan di Kawasan Cemoro Sewu Magetan. 20, 95–101.
Sopandan, E., & Yudhana, A. (2013). Keanekaragaman Lichenes di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Andi Press.
Suniyanti, S., Mahrus, M., & Mertha, I. G. (2022). The Diversity of Lichens in The Tourist Area of The Stokel Waterfall Central Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 22(2), 660–667. https://doi.org/10.29303/jbt.v22i2.3586
Supriati. (2013). Keragaman Jenis Lichen di Kota Bengkulu. Bengkulu : Universitas Bengkulu Press.
Susilawati, P. R. (2017). Fructicose dan Foliose Lichen di Bukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapi. Jurnal Penelitian , 21(1), 12–21.
Tangahu, B. (2020). The Lichen Type Identification as a Bioindicator of Air Quality of Sukolilo District The Lichen Type Identification as a Bioindicator of Air Quality of Sukolilo District In Surabaya , Indonesia. Technology Reports of Kansai University, 62(April), 743.
Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi tumbuhan (schizophyta, thallophyta, bryophyta, pteridophyta). UGM Press.
Ulfa. S W, Simanungkalit, A. Z., Farokhi, A. Z., Siregar, E. R. A., & Berutu, K. A. F. (2023). Identifikasi Jenis Lichenes Yang Ada Di Beberapa Kecamatan Di Kota Medan. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 3(3), 2275–2289.
Ulfa, S. widya, Afdan, R. khoir, Nabilla, M., Achyri, P. R., & Nayla. (2018). Identifikasi Jenis Lumut Kerak (Lichenes) Di Kecamatan Percut Sei Tuan Pada Desa Bandar Setia, Sampali Dan Tembung. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 3(1), 10–27. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
Vandyck, T., Keramidas, K., Tchung-Ming, S., Weitzel, M., & Van Dingenen, R. (2020). Quantifying air quality co-benefits of climate policy across sectors and regions. Climatic Change, 163(3), 1501–1517. https://doi.org/10.1007/s10584-020-02685-7
Wardana, H. L., & Sari, M. M. K. (2019). Partisipasi Kelompok Pelindung Hutan Dan Pelestari Mata Air (Kepuh) Dalam Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 07(02), 1131–1145.
Waruwu. (2022). Keanekaragaman Jenis Liken (Lumut Kerak) Di Kawasan Tahura Bukit Barisan Berbasis Riset. CV. Global Aksara Pers.
Widodo, G. A., Kartikasari, D., Ichyaiddina, Nayla, A., & Pitaloka, D. (2023). RADIKULA : Jurnal Ilmu Pertanian. 2(1), 47–59.
Winatama, D., & Syafrudinn, W. (2023). Analisis Kualitas Udara pada Kawasan Transportasi, Industri, Perkotaan, Permukiman, dan Perdagangan di Kota Tegal. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21(2), 381–386. https://doi.org/10.14710/jil.21.2.381-386
Windadri, F. I. (2010). Keanekaragaman Lumut Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung, Sumatera. Berita Biologi, 10(2), 159–165.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Firza Waliyyani Rimanda

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.