Pencemaran Sungai Jeneberang Sulawesi Selatan Tahun 2013-2021
DOI:
https://doi.org/10.58954/epj.v3i3.77Keywords:
Pencemaran, Sungai, Jeneberang, LimbahAbstract
Permasalahan lingkungan merupakan isu yang banyak menjadi perbincangan di Indonesia, terutama permasalahan tentang pencemaran sungai yang dimana di Indonesai ini memiliki banyak sekali sungai yang bermuara. Pencemaran sungai di Indonesia masih masif terjadi hingga kini, hal itu dikarenakan memang pola kebiasaan seluruh masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya sungai bagi kehidupan mereka, disisi lain peran pemerintah juga berpengaruh akan tingkat pencemaran yang terjadi. Dari berbagai kasus pencemaran sungai yang terjadi di Indonesia, Sungai Jeneberang menjadi salah satu sungai yang tercemar. Pencemaran di Jeneberang sendiri diakibatkan tinggi nya aktivitas masyarakat yang tinggal di DAS Sungai Jeneberang mulai dari aktivitas industry, pertambangan, perkotaan, wisata, dan permukiman. Masif nya angka pencemaran yang terjadi juga mengakibatkan beberapa dampak bagi manusia mulai dari kurangnya ketersediaan air bersih, menurunnya kualitas air, hingga dampak kesehatan di masa depan.
References
Alfionita, A. N. A., Patang, P., & Kaseng, E. S. (2019). Pengaruh Eutrofikasi Terhadap Kualitas Air Di Sungai Jeneberang. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5(1), 9. https://doi.org/10.26858/jptp.v5i1.8190
Amansyah, M., & Syarif, A. N. (2015). Journal Analisis Kandungan Logam Berat pada Kerang Ana Dara dari Daerah Hilir Sungai Jeneberang. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 7(1), 85–98. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjsg-b89enpAhV28HMBHa2VAMIQFjAFegQIBBAB&url=http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/download/1980/1905&usg=AOvVaw0Hjun7nuPCVwxqBVJEWNO6
Antara. (2010). Peneliti Lingkungan : Makassar Terancam Krisis Air Bersih. Antara News.
Antara. (2019). Walhi sebut kawasan DAS Jeneberang Berstatus Kritis. Antara News.
Badan Pusat Statistik. (2021). Penduduk Sulawesi Selatan : Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010-2020.
Dian Yuni Pratiwi. (2020). Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga, Merkuri, Kadmium, Krom) Terhadap Organisme Perairan Dan Kesehatan Manusia. Jurnal Akuatek, 1(1), 59–65.
Gosulsel. (2020). Sekolah Sungai Jeneberang Gandeng Komunitas Guru Kembangakan Progam Merdeka Belajar. Gosulsel.
Gowa, P. K. (2020). Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Gowa Tahun 2019.
Hasbi, Mansyur Radjab, Ramli AT, & Hikmawaty Sabar. (2019). Kajian Sosiologis tentang Masalah Lingkungan Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang di Kota Makassar. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 2(1), 1–7. https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.598
KabarTimur. (2015). Sungai Jeneberang Tercemar Limbah Pabrik Tahu. Kabar Timur.
Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan. (2020). Status Lingkungan Hidup Indonesia 2020.
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana.
Kusuma, W. (2019). Etnoekologi Komunikasi Pada Masyarakat Desa.
Lestari, A. S. P. I. (2021). Analisis Beban Pencemaran Di Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Teknosains: Media Informasi Sains Dan Teknologi, 15(2), 144. https://doi.org/10.24252/teknosains.v15i2.17715
Liputan6. (2001). Puluhan Perusahaan Dicurigai Mencemari Sungai Tello. Liputan 6.
Mongabay. (2016a). Krisis Air Bersih Makassar, Perempuan Pesisir Paling Terkena Dampak. Mongabay.
Mongabay. (2016b). Tercemar Berat, Pesisir Makassar Tak Lagi Kondusif. Mongabay.
Perpus.menlhk. (2018). PEMBENAHAN DAS JENEBERANG BISA TIRU CITARUM. KLHK.
PUPR. (2020). Wilayah Sungai Strategis Nasional.
Rewako. (2020). Mengenal Lebih Dekat Sekolah Sungai Jeneberang. Rewako.
SindoNews. (2014). Air Sungai Jeneberang tercemar berat. Daerah SindoNews.
SulselEkspres. (2019). Restorasi Hulu Sungai Jeneberang, BNPB Adopsi Kosep Sungai Citarum. Sulsel Ekspres.
TribunGowa. (2016). Warga Keluhkan Pabrk Tahu Pangkabinanga Gowa, Lurah Langsung Turun Tinjau. Tribun News.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rikat Sofyan, Muhammad Kholid Basyaiban
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.